Admin Padang – Suasana haru tumpah ruah di Halaman Asrama Haji Padang pada Senin (08/07/2024) sore, saat menyambut kepulangan jemaah haji kloter 13 Padang. Di depan landmark UPT Asrama Haji Embarkasi Padang, terlihat kehangatan petugas kesehatan kloter 13 sedang melepas rindu dengan keluarga tercinta. Ns. Feridistira, salah satu petugas kesehatan, dengan wajah penuh kebahagiaan dan mata berkaca-kaca, berbagi kisah harunya selama melayani jemaah haji tahun ini.
Ns. Feridistira Kasidin Hadi Wiyoto, S.Kep, yang akrab dipanggil Ns. Feridistira, adalah PNS di institusi Kepolisian yang bertugas sebagai perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Padang. Tahun ini, ia dipercaya oleh Kementerian Agama untuk mendampingi jemaah haji kloter 13 Padang sebagai paramedis. Jemaah kloter 13 berasal dari Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang.
“Alhamdulillah, jemaah kloter 13, sejak pemberangkatan hingga pemulangan, dalam keadaan aman dan sehat semua. Insyaallah, semoga mereka memperoleh haji yang mabrur,” ungkap Ns. Feridistira dengan penuh syukur.
Dengan mata yang berbinar-binar, ia mengenang setiap momen pelayanan yang telah dilaluinya. “Kesan saya selama melaksanakan tugas sebagai paramedis sangat luar biasa. Masyaallah, jemaah yang sudah lansia dan tidak bisa melaksanakan aktivitas, kami bantu dari masalah mandinya, makannya, menyuapinya. Hingga saat ini, Alhamdulillah tugas kami sebagai TKHK diridhoi oleh Allah SWT,” tambahnya.
Salah satu pengalaman yang paling emosional bagi Ns. Feridistira adalah ketika ia harus merawat seorang jemaah lansia dan risti (risiko tinggi) yang sedang sakit. Dengan penuh kesabaran dan cinta, ia bersama tim kesehatan memastikan jemaah tersebut mendapatkan perawatan terbaik.
“Ada seorang jemaah yang dari awal tidak dapat melihat Ka’bah karena kondisi kesehatannya. Akhirnya, saat kepulangan, kami sebagai petugas kloter mengantar beliau untuk sekadar berfoto di depan Ka’bah. Kondisi beliau di Makkah tidak memungkinkan untuk melaksanakan ibadah haji dan rukun haji,” ceritanya dengan mata yang berkaca-kaca.
Semula, jemaah tersebut disafari wukufkan dan segala ibadahnya dibadalkan. “Namun, semangat jemaah kami yang bernama Bapak Mansar sungguh luar biasa. Ini iman terkuat yang pernah kami lihat. Mustahil rasanya orang bisa menahan dua operasi sekaligus, yakni laparatomi dan hernia, tetapi beliau berhasil melewati semua ini dengan baik,” kenangnya sembari menyapu air mata yang mulai tumpah.
Ns. Feridistira merasa sangat terharu dengan semangat dan kegigihan Bapak Mansar. “Kenangan dan semangat jemaah ini tidak akan mampu saya lupakan selama bertugas. Semoga ke depannya tenaga kesehatan haji berikutnya selalu diberi kekuatan dan kesehatan agar jangan pernah lelah dan putus asa, karena ada Allah yang melindungi dan membersamai kita,” ucapnya dengan suara bergetar.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama. “Terima kasih kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama yang sudah memberikan amanah kepada kami sehingga kami dapat menjalankan tugas dan dipilih oleh negara untuk melaksanakan tugas sebagai petugas kesehatan haji kloter, melayani jemaah haji pada tahun ini,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Dengan semangat yang berkobar, Ns. Feridistira menutup ceritanya. “Petugas Kloter 13 Padang, Allahuakbar!” serunya dengan penuh semangat.
Kisah Ns. Feridistira ini menjadi saksi betapa besar pengorbanan dan dedikasi para petugas kesehatan haji dalam melayani jemaah. Di balik setiap senyum dan tangis bahagia para jemaah, terdapat usaha keras dan ketulusan hati para petugas yang siap melayani dengan sepenuh jiwa.
Dengan berurai air mata, Ns. Feridistira menceritakan kisah harunya, menginspirasi kita semua untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap tugas yang diemban. Kisah ini menjadi pengingat bahwa di setiap langkah pengabdian, terdapat cinta dan ketulusan yang mengalir, menguatkan setiap jiwa yang melayani. (HumPro)
