Di tengah gemerlap dan kesibukan kota Makkah yang penuh dengan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia, seorang pemuda Indonesia bernama Bahrul Ulum menjalani tugas mulianya dengan penuh dedikasi. Di balik senyum ramahnya dan pelayanan yang tulus, tersimpan kisah haru yang mengajarkan tentang pengorbanan, keteguhan hati, dan cinta seorang anak kepada ibunya.
Sebagai Kepala Sektor 3 Makkah, saya, Dr. H. Afrizen, S.Ag., M.Pd., merasa perlu berbagi cerita ini. Kisah ini tidak hanya menunjukkan keteguhan hati seorang petugas, tetapi juga menggambarkan bagaimana pengabdian dan cinta dapat bersinergi dalam melaksanakan tugas mulia di Tanah Suci.
Awal Perjalanan
Bahrul Ulum, mahasiswa asal Bekasi, memulai petualangannya di Mesir sejak tahun 2016. Setelah menyelesaikan S1, ia melanjutkan pendidikan Magister di Kota Seribu Malam. Delapan tahun menempuh pendidikan di negeri piramida, Bahrul hanya sempat pulang ke Tanah Air dua kali, yaitu pada tahun 2022 dan pada bulan Ramadan tahun 2024. Kunjungan terakhirnya di Ramadan itu terasa istimewa karena bisa menghabiskan waktu bersama sang ibunda yang sangat dirindukannya. Namun, takdir berkata lain, saat kembali ke Mesir di hari ketiga Lebaran, Bahrul tidak menyangka bahwa itu adalah pertemuan terakhirnya dengan sang ibu.
Tugas di Tanah Suci
Pada musim haji tahun 2024, Bahrul mendapat amanah sebagai Petugas Lansia di Sektor 3 Makkah. Tugasnya adalah membantu jemaah haji Indonesia yang sudah lanjut usia dalam menjalankan ibadah haji. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Bahrul melayani setiap jemaah, memastikan mereka bisa beribadah dengan nyaman dan khusyuk. Bahrul adalah salah satu dari sekian banyak petugas yang bekerja tanpa kenal lelah demi kelancaran ibadah para jemaah haji.
Cobaan Berat
Di tengah menjalankan tugasnya yang mulia, Bahrul menerima kabar dari Tanah Air yang mengguncang hatinya. Pada tanggal 28 Mei 2024, ketika sedang bertugas di Hotel 313, Sektor 3 Makkah, ia mendapat kabar bahwa ibunya telah berpulang ke rahmatullah. Bahrul, yang merupakan anak keenam dari sembilan bersaudara, sudah mendengar kabar bahwa ibunya sakit dan sempat tidak sadarkan diri beberapa hari sebelumnya, namun takdir mempercepat pertemuan sang ibu dengan Sang Khalik.
Kabar duka ini datang sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-26, menjadikan momen tersebut penuh dengan air mata dan doa. Meskipun hatinya hancur dan rindu yang mendalam mengguncang jiwanya, Bahrul tetap berusaha menguatkan diri. Ia tahu bahwa tugasnya melayani jemaah haji adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Keteguhan Hati
Di tengah kesedihannya, Bahrul terus berdoa untuk sang ibu. Ia percaya bahwa doa anak yang sholeh akan diterima oleh Allah SWT. Setiap langkahnya di tanah suci dipenuhi dengan doa dan harapan agar sang ibu diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Bahrul meyakini bahwa ibunya akan merasa bangga melihat dedikasinya dalam melayani jemaah haji.
Kisah Bahrul menyebar di kalangan jemaah dan sesama petugas. Banyak yang merasa terharu dan kagum dengan keteguhan hatinya. Beberapa jemaah yang mengetahui kisahnya memberikan dukungan moral dan doa, menjadikan Bahrul semakin kuat dalam menjalankan tugasnya. Setiap kali ia melihat wajah para lansia yang dilayaninya, ia teringat akan wajah sang ibu, dan hal itu memberikan kekuatan baru baginya.
Inspirasi dari Tanah Suci
Bahrul Ulum adalah contoh nyata dari pengabdian dan keteguhan hati. Di tengah cobaan berat yang menimpa, ia tetap setia menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan, cinta, dan doa.
Di setiap sudut kota Makkah, di antara ribuan jemaah haji, ada seorang pemuda yang berjalan dengan penuh keyakinan, melayani dengan hati, dan berdoa dengan tulus. Bahrul Ulum, dengan segala cobaan yang dihadapinya, telah menunjukkan bahwa keteguhan hati dan doa tulus seorang anak mampu mengatasi segala rintangan.
Sebagai Kepala Sektor 3 Makkah, saya, Dr. H. Afrizen, S.Ag., M.Pd., sangat bangga memiliki petugas seperti Bahrul Ulum. Ketulusan dan dedikasinya adalah teladan bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu memberkati dan memberikan kekuatan bagi Bahrul dan seluruh petugas haji dalam menjalankan amanah yang mulia ini. Kisah Bahrul mengingatkan kita semua bahwa dalam setiap pengabdian, selalu ada doa yang menguatkan, cinta yang menyejukkan, dan keteguhan hati yang membawa berkah. (Afrizen)