Dibalik Senyum dan Air Mata: Kisah Perjuangan Ns. Nawang di Tanah Suci Melayani Jemaah Kloter 16 PDG

Padang – Dini hari pada Jumat (12/07/2024), suasana Asrama Haji Padang dipenuhi oleh keramaian. PPIH Debarkasi Padang dan keluarga jemaah haji Kloter 16 Padang dengan penuh harap menantikan kedatangan sanak saudara yang baru saja mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Kedatangan mereka disambut dengan suka cita di Aula Makkatul Mukkaramah Asrama Haji Padang.

Di tengah keramaian dan kebahagiaan tersebut, ada sosok yang wajahnya tampak sendu, menahan tangis. Ns. Fitri Diah Nawang Palupi, atau lebih akrab dipanggil Nurse Nawang, adalah perawat di Pusat Kesehatan Masyarakat Nanggalo. Tahun ini, di usia 40 tahun, ia dipercaya sebagai Tenaga Kesehatan Haji (THK) Embarkasi Padang untuk Kloter 16 PDG.

Ns. Nawang berbagi kisah perjuangannya selama melayani jemaah haji Kloter 16 PDG pada penyelenggaraan Haji tahun 2024 ini. Pengalaman yang paling membekas dalam ingatannya adalah saat ia berjuang menyelamatkan seorang jemaah yang kesehatannya menurun drastis di tengah puncak haji di Armuzna.

Dengan berurai air mata, Ns. Nawang menceritakan saat ia harus berlari-lari dari tenda Mina ke klinik kesehatan. Salah satu jemaah dengan risiko tinggi (risti) dari Kloter 16 PDG mengalami penurunan saturasi oksigen hingga 43. “Kita tahu kalau saturasi hanya 43, bagaimana kondisinya. Disitulah ujian kesabaran dan kemampuan kita sebagai petugas kesehatan,” kenangnya dengan linangan air mata.

Ia bercerita, dalam kondisi darurat tersebut, ia bersama tim kesehatan lainnya harus berusaha keras memastikan jemaah tersebut mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. “Alhamdulillah, dengan perjuangan kita yang dikejar waktu, setibanya di klinik Kesehatan Haji di Mina, jemaah kita dapat tertolong dan akhirnya bisa pulang dengan kita hari ini. Insyaallah memperoleh haji yang mabrur,” jelasnya dengan penuh syukur.

Selain kisah dramatis tersebut, Ns. Nawang juga berbagi tentang kiat-kiat menjaga kesehatan jemaah haji. Ia selalu menganjurkan jemaah untuk banyak minum dan makan, meski sering kali makanan yang disediakan tidak sesuai dengan selera mereka. “Harus semangat makan, karena dari sanalah kekuatan kita berasal,” ujarnya.

Terutama di tengah pelaksanaan puncak haji di Armuzna, Ns. Nawang memastikan jemaah terpenuhi kebutuhan minumnya, terutama oralit, mengingat kondisi di Armuzna yang sangat menantang. “Kondisi di Armuzna benar-benar menguji ketahanan fisik dan mental kita semua,” katanya.

Ns. Nawang dan tim kesehatan Kloter 16 PDG yang terdiri dari tiga perempuan menyebut diri mereka “Srikandi”. “Kami menamai diri kami Srikandi supaya menjadi perempuan-perempuan kuat di antara 393 jemaah yang harus kami layani,” tuturnya.

Namun, tidak semua momen dipenuhi dengan kebahagiaan. Tangis Ns. Nawang pecah saat menceritakan kesedihan mendalam saat baru sampai di Asrama Haji Padang. “Yang membuat saya agak sedih, saat penyambutan disebutkan bahwa kita berangkat dengan jumlah 393 jemaah dan pulang saat ini hanya 387 orang,” ucapnya terisak.

Satu jemaah haji meninggal dunia, satu orang mutasi keluar dan pulang terlebih dahulu dengan kloter 3 PDG, sementara tiga jemaah lainnya terpaksa dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi dan belum bisa pulang bersama mereka. “Saya mohon maaf kepada keluarga, mungkin kami tenaga kesehatan banyak kekurangan dalam melayani jemaah, kami sudah berusaha maksimal dalam mendampingi jemaah, namun Allah berkehendak.” tambahnya sembari mengusap air mata.

Ns. Nawang berharap doa dari semua pihak agar tiga jemaah yang masih dirawat di Arab Saudi segera sembuh dan bisa kembali ke tanah air.

Mengakhiri kisahnya, Ns. Nawang mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama yang telah mempercayakan dirinya dan timnya untuk menjadi bagian dari tim kesehatan di Kloter 16 PDG ini. “Kami berusaha memberikan yang terbaik, dan pengalaman ini akan selalu menjadi bagian dari hidup kami,” tutupnya dengan senyum penuh keikhlasan.

Pengalaman Ns. Nawang dan timnya di Tanah Suci adalah bukti nyata bahwa dedikasi dan ketulusan hati adalah kunci dalam memberikan pelayanan terbaik. Di tengah tangis dan tawa, mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memastikan setiap jemaah bisa menjalankan ibadah dengan aman dan sehat. Dengan segala keterbatasan, mereka terus berjuang, menunjukkan bahwa cinta dan pengorbanan sejati tak mengenal batas. Semoga doa-doa mereka untuk kesembuhan dan keselamatan para jemaah selalu dikabulkan, dan setiap langkah yang diambil selalu diberkahi. (HumPro)

Read Previous

Kepala Sektor 3 Makkah Kunjungi Jemaah Asal Padang di Rumah Sakit HERAA Makkah

Read Next

Kepala Sektor 3 Makkah Terima Piagam Penghargaan dari Masyariq RAKEEN Maktab 11