Hangatnya Beras Solok, Pucuk Ubi dan Gulai Jengkol Sambut Jemaah Haji Kota Solok di Asrama Haji Padang

PADANG — Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai penyambutan jemaah haji Kota Solok di Ruang Makan Asrama Haji Padang, Jumat (27/06/2025) sore. Selepas prosesi pelepasan resmi oleh PPIH Debarkasi Padang, Pemerintah Kota Solok menghadirkan momen istimewa berupa jamuan makan bersama. Menu yang disajikan pun tak sembarangan—gulai jengkol, pucuk ubi, ikan asin, gulai daging, ayam balado dan tentu saja beras Solok yang harum dan pulen menjadi menu utama.

Acara makan bersama ini menjadi simbol nyata pelepas rindu para jemaah haji kepada kampung halaman. Selama lebih dari 40 hari berada di Tanah Suci, para jemaah mengandalkan makanan standar konsumsi yang cukup mengenyangkan, namun berbeda cita rasa. Kembali ke tanah air dan disambut dengan makanan khas daerah menjadikan momen kepulangan semakin membekas di hati para jemaah.

Asisten I Pemerintah Kota Solok, Nova Elfino, menjelaskan bahwa tradisi makan bersama ini sudah dilaksanakan selama lima tahun terakhir. Ia menyebutkan, Pemerintah Kota Solok tidak lagi membagikan nasi bungkus seperti dulu, melainkan menyajikan hidangan hangat langsung yang dinikmati bersama-sama sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kembalinya jemaah haji ke tanah air dengan selamat.

“Gulai jengkol, pucuk ubi, dan ikan asin adalah makanan yang sangat dirindukan jemaah. Selama di Makkah, mereka tidak bisa menikmati masakan ini. Maka dari itu, sebelum bertolak ke Kota Solok, kita ingin memberikan pengalaman makan yang lebih hangat dan berkesan,” ujar Nova Elfino.

Tut (56 tahun), salah satu jemaah haji Kota Solok, mengungkapkan kegembiraannya saat menikmati santapan tersebut. “Saya paling rindu gulai pucuk ubi, sambal terong, ikan bada, dan sambal lado. Rasanya luar biasa. Terima kasih banyak kepada Bapak Wali Kota Solok yang telah menjamu kami. Ini benar-benar mengobati rasa rindu kepada kampung halaman,” ucapnya haru.

Hal senada disampaikan Ruslan, jemaah lainnya, yang mengaku sangat merindukan cita rasa masakan Padang, khususnya gulai jengkol dan ayam balado. “Selama di Makkah makanannya mengenyangkan, tapi tidak memuaskan lidah kami. Baru kali ini, setelah ibadah haji, kami bisa menikmati gulai daging dan jengkol yang lamak bana. Rasanya luar biasa,” tuturnya.

Para jemaah lainnya pun tampak menikmati suasana santai dan penuh kehangatan dalam kebersamaan itu. Suara canda tawa, obrolan ringan, dan aroma masakan khas Minang menyatu dalam ruang makan Asrama Haji Padang, menambah kekhidmatan dan kebahagiaan dalam momen pelepasan ini.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Padang Dr. H. Afrizen serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Solok H. Mustafa. Kehadiran kedua tokoh ini menambah semarak dan kekhususan acara makan bersama yang diadakan Pemerintah Kota Solok.

Dr. H. Afrizen menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Pemerintah Kota Solok yang terus menjaga tradisi penyambutan jemaah dengan sentuhan budaya lokal. “Ini adalah contoh nyata bahwa pelayanan kepada jemaah tidak hanya soal logistik dan teknis, tapi juga menyentuh aspek emosional dan kultural. Makan bersama dengan menu khas daerah adalah bentuk kasih sayang dan penghormatan yang sangat manusiawi dan menyentuh,” ujar Afrizen.

Menurutnya, penyambutan semacam ini tidak hanya memberikan pengalaman berbeda bagi jemaah, tapi juga memperkuat identitas lokal dan nilai-nilai kebersamaan. “Kami sangat terbuka untuk mendukung model pelayanan yang seperti ini, karena terbukti membuat jemaah merasa dihargai dan diterima kembali dengan penuh cinta oleh daerah asalnya,” tambahnya.

Kepala Kantor Kemenag Kota Solok, H. Mustafa, juga menyampaikan rasa syukurnya atas kepulangan jemaah Kota Solok yang berjalan lancar dan dalam keadaan sehat. Ia turut berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras, termasuk Pemerintah Kota Solok dan petugas haji.

Tak hanya menjadi penanda kepulangan, makanan khas yang disajikan juga menjadi pengingat bahwa Ranah Minang senantiasa merangkul dengan rasa. Dalam setiap suapan gulai jengkol dan nasi beras Solok, terselip cinta kampung halaman yang tulus.

Dengan kegiatan seperti ini, tidak hanya tubuh yang kembali ke tanah air, namun jiwa dan rasa pun turut dipulihkan. Tradisi sederhana, namun sarat makna ini layak dijadikan contoh bagi daerah lain dalam menyambut kepulangan para dhuyufurrahman ke pangkuan ibu pertiwi. (HumPro)

Read Previous

Kepulangan Kloter 9 PDG, Puji Raharjo: Haji Mabrur Adalah Tanggung Jawab, Bukan Sekadar Gelar

Read Next

Senyum dr. Tiwi, Obat Tanpa Resep di Tengah Lelah Jemaah Kloter 9 PDG

Open Chat WhatsApps
Klik, Untuk Chat Langsung
WhatsApps
Hallo, untuk pemesanan kamar dapat langsung menghubungi kami dengan cara mengklik "Open Chat WhatsApps" dibawah