Makkah – Proses perjalanan jamaah dalam menjalankan ibadah haji tidak terlepas dari bantuan petugas yang memberikan pelayanan di Tanah Suci. Petugas merupakan garda terdepan yang memastikan kelancaran dan kenyamanan jamaah selama menjalankan rangkaian ibadah haji. Selain itu, petugas juga menciptakan berbagai inovasi untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan jamaah, salah satunya adalah program 3 S (Sedekah Seribu Sandal) yang telah sukses dilaksanakan selama proses ibadah haji tahun ini.
Program “Sedekah Seribu Sendal” yang diinisiasi oleh Jerniaty, SH., MH., yang merupakan Kepala Kejaksaan Negeri Padang Panjang beserta Erizal dan Mul yang merupakan PPIH Embarkasi Padang beserta petugas lainnya, telah berhasil memberikan bantuan signifikan bagi para jamaah haji. Sebagai Pembimbing Haji Daerah (PHD) dari Padang Panjang kloter 10 PDG, Jerniaty bekerja sama dengan petugas lainnya yang tergabung dalam PPIH Embarkasi Padang 2024 untuk menjalankan program ini.
Inisiatif ini muncul dari berbagai pengalaman pelaksanaan haji di tahun-tahun sebelumnya, di mana banyak jamaah mengalami masalah dengan sendal mereka. Tidak jarang, sendal hilang atau tertukar dengan milik jamaah lain, menyebabkan kaki melepuh karena harus berjalan tanpa alas kaki.
Selain itu, banyak jamaah lansia yang lupa di mana mereka menaruh sendal, sehingga terpaksa berjalan tanpa alas kaki. Kasus lain melibatkan sendal yang rusak atau putus, dan tidak ada cadangan yang dibawa oleh jamaah.
Program 3S ini juga secara khusus dirancang untuk jamaah penderita diabetes. Sendal diabetes yang empuk dan nyaman sangat diperlukan untuk melindungi kaki mereka dari luka atau goresan, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Dana untuk program ini berhasil dihimpun dari berbagai sumber. Petugas PPIH, jamaah, masyarakat Indonesia, serta beberapa pejabat dari Sumatera Barat turut memberikan donasi. Bahkan, warga negara Arab Saudi juga ikut bersedekah sendal untuk jamaah Indonesia dan jamaah dari negara lain.
Jerniaty menjelaskan bahwa sedekah sendal ini memberikan peluang pahala yang besar bagi para donatur. “Sendal yang disedekahkan akan digunakan oleh jamaah untuk beribadah di masjid-masjid suci di Madinah, Nabawi, dan Arafah,” ujarnya.
Pada saat khotbah di Arafah, Ustad Wahyu, salah satu petugas kesehatan dari Embarkasi PDG, menyampaikan pentingnya bersedekah dan memperbanyak amal sholeh. Jamaah kloter 10 bersama-sama mendoakan para donatur sendal agar pahala mereka dilipatgandakan dan dimudahkan untuk melaksanakan ibadah haji di masa depan.
Program 3S dipilih karena sendal merupakan penunjang penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Meskipun terlihat sepele, kekurangan sendal dapat mengakibatkan masalah serius seperti kaki melepuh, luka bakar, atau heat stroke. Program ini sangat penting, terutama di musim panas yang ekstrim ini.
Dengan sendal yang nyaman, risiko-risiko tersebut dapat diminimalisir. Program ini juga membantu petugas kesehatan dalam penanganan medis, dan PHD berkolaborasi dengan petugas haji lainnya untuk memastikan pelaksanaan ibadah haji yang aman dan nyaman bagi semua jamaah.
Sesuai dengan motto “Ramah Lansia”, program 3S juga bertujuan untuk memberikan kenyamanan ekstra bagi jamaah lansia. Sendal yang empuk dan nyaman membantu mereka menjalankan ibadah dengan lebih baik tanpa khawatir akan masalah kaki.
Program 3S tidak hanya ditujukan kepada jamaah dari Embarkasi Padang, tetapi juga kepada seluruh jamaah Indonesia dan jamaah dari berbagai negara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan persaudaraan umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji tahun ini.
Selain unsur ibadah, program ini juga mempererat tali silaturahmi sesama muslim. Banyak jamaah yang merasa sangat terbantu dan mengapresiasi program ini. Mereka menyampaikan terima kasih kepada petugas dan para pemberi sedekah.
“Masya Allah, kegiatan ini sangat membantu kami dalam melaksanakan ibadah haji dan kami berharap agar kegiatan ini berkesinambungan terus menerus, tidak hanya tahun ini saja,” kata salah satu jamaah.
Manfaat program ini juga dirasakan oleh jamaah berkebutuhan khusus dan disabilitas, karena sendal yang diberikan nyaman dan melindungi kaki mereka selama beraktivitas. Hal ini sangat penting untuk memastikan mereka dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan tanpa hambatan.
Jerniaty menambahkan bahwa program ini juga memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin bersedekah. “Sedekah sendal ini digunakan jamaah untuk beribadah, memberikan peluang pahala yang berlimpah kepada yang memberikan sadakah tersebut,” katanya.
Selama pelaksanaan ibadah haji, sendal yang disedekahkan telah terbukti sangat membantu jamaah dalam menghadapi kondisi panas dan ekstrim di Tanah Suci. Dengan sendal yang nyaman, risiko heat stroke dan masalah kesehatan lainnya dapat diminimalisir.
Program 3S juga mempermudah tugas petugas kesehatan dalam memberikan penanganan medis. Dengan sendal yang tepat, banyak masalah kesehatan yang dapat dicegah sejak dini.
Selain itu, kolaborasi antara PHD dan petugas haji lainnya memastikan bahwa setiap jamaah mendapatkan sendal yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini sejalan dengan misi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para jamaah haji.
Banyak pejabat dan masyarakat yang memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Mereka melihat program 3S sebagai langkah inovatif dan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan ibadah haji.
Program ini juga menginspirasi banyak orang untuk turut serta dalam kegiatan sedekah. Kesempatan untuk mendapatkan pahala dan membantu sesama menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak donatur.
Dengan dukungan yang terus mengalir, Jerniaty optimis bahwa program “Sedekah Seribu Sendal” akan berlanjut di tahun-tahun mendatang. Dia berharap program ini dapat menjadi bagian dari tradisi ibadah haji yang membawa manfaat besar bagi para jamaah.
Jerniaty juga menjelaskan bahwa perencanaan inovasi ini sudah dimulai berada di Tanah Air dengan perencanaan yang sangat matang.
“Petugas-petugas lainnya membawa masing-masing 10 pasang sendal, dan sendal-sendal lainnya kami titipkan kepada jamaah. Ada yang membawa 10 pasang, 5 pasang, bahkan 3 pasang sesuai dengan kesanggupan jamaah tersebut. Beberapa kali kami juga membeli sendal di pasar Kakiah dan toko-toko dekat hotel jamaah, serta menerima donasi sendal dari Baba Mustofa, seorang WNA dari Jeddah, Arab Saudi,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. H. Afrizen selaku Kepala Sektor 3 Makkah sangat mengapresiasi inovasi 3S yang dilakukan oleh PHD asal Embarkasi Padang ini. “Program ‘Sedekah Seribu Sendal’ adalah sebuah inovasi yang sangat tepat dan bermanfaat bagi jamaah haji. Inisiatif ini tidak hanya memberikan kenyamanan fisik, tetapi juga mengangkat semangat persaudaraan dan kepedulian antar sesama muslim. Saya berharap program ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak jamaah yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Dr. Afrizen juga menekankan bahwa program ini membantu petugas haji dalam memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah. “Dengan sendal yang nyaman dan sesuai kebutuhan, risiko-risiko kesehatan seperti heat stroke dan luka pada kaki dapat diminimalisir. Ini sangat membantu kami dalam menjalankan tugas di lapangan,” tambahnya.
Ia berharap ke depannya para petugas mampu menghadirkan inovasi-inovasi lain yang dapat memudahkan dan menciptakan kenyamanan bagi jamaah. “Inovasi semacam ini sangat penting untuk terus dikembangkan. Kita harus selalu berusaha menciptakan solusi yang dapat membantu para jamaah menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan aman,” tutup Dr. Afrizen.
Inovasi dari Tanah Makkah ini telah menunjukkan bahwa dengan kepedulian dan kolaborasi, banyak masalah dapat diatasi dan ibadah haji dapat dijalankan dengan lebih baik dan nyaman. Semoga program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas di masa mendatang. (HumPro)