Padang – Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia (Itjen Kemenag RI) melakukan pendampingan intensif terhadap persiapan pelayanan haji di UPT Asrama Haji Embarkasi Padang. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan tata kelola pelayanan serta memastikan kesiapan seluruh aspek menjelang keberangkatan jemaah haji tahun 2025.
Dalam diskusi yang berlangsung pada Selasa (29/04) bersama Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Padang, Ketua Tim Pendamping Itjen Kemenag RI, Farid Ma’ruf, menyoroti pentingnya mitigasi risiko terutama dalam aspek kesehatan. Hal ini menyusul adanya peningkatan jumlah jemaah per kloter dari 393 menjadi 423 orang. Penambahan jumlah tersebut dinilai berpotensi menimbulkan tantangan baru dalam distribusi layanan, termasuk dalam hal pengawasan dan perlindungan kesehatan jemaah.
Farid yang didampingi oleh Wediastri Chalida menekankan bahwa peningkatan kuantitas jemaah harus dibarengi dengan inovasi dan penyesuaian strategi pelayanan. Salah satu yang disorot adalah pelayanan One Stop Service (OSS) bagi jemaah lansia dan disabilitas. “Pelayanan bagi jemaah lansia dan disabilitas harus dipisah secara khusus, bahkan bila perlu langsung ke kamar. Ini untuk memastikan kenyamanan dan kemudahan akses bagi mereka,” tegasnya.
Selain membahas aspek strategis, tim Itjen Kemenag RI juga melakukan peninjauan langsung ke berbagai fasilitas yang ada di kawasan Asrama Haji Embarkasi Padang. Fasilitas yang dikunjungi antara lain kamar penginapan, khususnya yang diperuntukkan bagi lansia dan disabilitas, Aula Kedatangan dan Pemberangkatan, Ruang Makan, Sarana Ibadah, hingga sarana penunjang lainnya seperti binatu.
Kegiatan peninjauan ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kesiapan fisik embarkasi dalam menampung dan melayani jemaah yang jumlahnya meningkat. Farid juga memberikan sejumlah saran teknis kepada pihak UPT untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan tanpa mengurangi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Menurutnya, efisiensi anggaran harus tetap menjadi perhatian, tetapi tidak boleh mengorbankan kualitas layanan. “Kami memahami ada keterbatasan anggaran, namun pelayanan jemaah tetap prioritas. Maka dibutuhkan inovasi-inovasi praktis yang bisa diterapkan di lapangan,” ujarnya.
Tim Itjen Kemenag RI juga mengapresiasi upaya UPT Asrama Haji Embarkasi Padang dalam menjaga sinergi dengan lintas instansi, termasuk dengan BKK Kelas I Padang yang memiliki peran penting dalam skrining kesehatan jemaah. Kolaborasi antarlembaga dinilai sebagai kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan haji yang aman dan bermartabat.
Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Padang, Dr. H. Afrizen, menyambut baik pendampingan dan arahan yang diberikan oleh Itjen Kemenag RI. Ia menyatakan bahwa seluruh masukan akan menjadi bahan evaluasi sekaligus dorongan untuk terus meningkatkan kualitas layanan. “Kami terus berupaya agar pelayanan yang kami berikan bukan hanya sesuai standar, tetapi juga responsif terhadap dinamika dan kebutuhan jemaah,” katanya.
Melalui pendampingan ini, diharapkan penyelenggaraan haji tahun 2025 di Embarkasi Padang dapat berjalan lebih baik, aman, dan nyaman, serta memberikan pengalaman ibadah yang berkesan bagi seluruh jemaah. (HumPro)