Assalamualaikum Dunsanak,
Kembali lagi di segmen cerita Lansia, dengan tajuk : Kumpulkan Uang Seribuan, Ibu Kantin Sekolah “Amak Hartati” Akhirnya Berangkat Haji
Perjuangan Seorang Amak
Kali ini, tim Humas berkesempatan menemui seorang jemaah haji kloter 14 Embarkasi Padang asal Kabupaten Lima Puluh Kota, Hartati Maas (62 Tahun), yang akrab disapa “Amak.” Amak Hartati adalah sosok yang penuh inspirasi. Di usianya yang tidak lagi muda, ia tetap memancarkan semangat dan keteguhan hati yang luar biasa. Kehidupan Amak adalah cerminan dari perjuangan dan kesabaran yang tiada henti.
Awal Perjalanan yang Berat
“Dulu, Amak besawah ke ladang,” Amak memulai ceritanya dengan mata menerawang, mengenang masa-masa saat beliau menjadi petani. Setiap hari, Amak turun ke sawah dan ladang, mengolah tanah dengan penuh dedikasi. Kehidupan yang penuh tantangan ini tidak membuatnya menyerah. Sebaliknya, Amak terus menjalani rutinitasnya dengan bahagia dan ikhlas.
Keinginan yang Kuat untuk Berangkat Haji
Pada tahun 2002, sebuah momen penting terjadi dalam hidup Amak. Saat itu, ia mengantar sahabat karibnya berangkat haji ke tanah suci. Dari situ, tersirat keinginan kuat dalam hati Amak untuk suatu hari bisa menginjakkan kaki di tanah suci. “Amak berharap Allah akan mempermudah langkah dan niat Amak menuju tanah suci,” katanya dengan penuh harap.
Menabung Sedikit Demi Sedikit
Dengan tekad yang kuat, Amak mulai menabung dari hasil jerih payahnya. Tidak hanya mengandalkan penghasilan dari bertani, Amak kemudian beralih menjadi pedagang di kantin salah satu sekolah dasar. Selain itu, setiap momen lebaran, Amak membuat dan menjual kue, serta menerima pesanan berbagai masakan dari konsumen setianya. Setiap hari, ia menyisihkan uang mulai dari pecahan lima ratusan hingga seribuan. Setiap lembar uang dan setiap koin disimpan dengan hati-hati, semuanya diniatkan untuk satu tujuan mulia: menunaikan ibadah haji.
Ujian yang Tak Terduga
Namun, perjalanan Amak tidak selalu mulus. Pada tahun 2013, cobaan berat menimpa keluarganya. Putra sulungnya, yang ia harapkan dapat menemani perjalanan haji, meninggal dunia. Kepergian putra sulungnya adalah pukulan berat bagi Amak. “Kehilangan anak adalah duka yang sangat dalam,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca. Namun, cobaan ini tidak memadamkan semangatnya untuk mewujudkan mimpinya. Amak tetap tabah dan teguh, yakin bahwa Allah memiliki rencana yang indah di balik setiap ujian.
Akhirnya, Harapan Menjadi Kenyataan
Setelah bertahun-tahun menabung dan berdoa, pada tahun 2012, Amak berhasil mendaftar untuk berangkat haji. Namun, perjalanan ini tidak serta merta selesai. Amak harus menunggu lagi hingga akhirnya di tahun 2024, ia mendapatkan panggilan untuk berangkat ke tanah suci. “Alhamdulillah, seluruh upaya yang Amak lakukan selama ini akhirnya dibayar dengan penuh kebahagiaan,” katanya penuh syukur. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5-6).
Berkat Dukungan dari Lingkungan
Amak merasa sangat bersyukur karena selama proses persiapan keberangkatan hajinya, banyak pembimbing dari tempat pengajian yang membantu. “Amak bukan dari kalangan orang berpendidikan, tapi banyak guru yang membimbing Amak,” ungkapnya dengan haru. Dukungan dari orang-orang di sekitarnya sangat berarti bagi Amak, memberikan semangat dan pengetahuan yang diperlukan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Harapan dan Doa di Tanah Suci
Kini, Amak bersiap untuk menunaikan ibadah haji dengan satu harapan besar di hatinya. “Semoga Amak bisa beribadah dengan sempurna dan baik, serta menjadi haji yang mabrur,” doanya, penuh keikhlasan. Meskipun putra sulungnya tidak bisa mendampingi, Amak yakin bahwa arwahnya akan selalu bersama, mendoakan dari tempat yang lebih baik.
Kisah Amak Hartati Maas adalah bukti nyata bahwa dengan tekad yang kuat dan usaha yang tak kenal lelah, mimpi besar pun bisa tercapai. Semoga kisah inspiratif ini bisa memotivasi kita semua, khususnya Dunsanak Asrama Haji Embarkasi Padang, untuk terus berusaha meraih mimpi dan menjalani kehidupan dengan ikhlas dan penuh syukur.
Sampai jumpa di segmen berikutnya. Wassalamualaikum Wr Wb
(HumPro_NRZ)