Makkah, Juni 2024 – Mengusung tagline Haji Ramah Lansia, selurub petugas haji diminta mampu memberikan pelayanan prima terhadap jemaah lansia dan risti. Banyak hal yang dilakukan oleh petugas haji tahun ini guna menyukseskan tagline Haji Ramah Lansia, salah satunya yaitu dengan menghadirkan Program inovatif “Projusia” atau “Program Jus untuk Lansia” di Sektor 3 Makkah yang memberikan dampak positif yang signifikan bagi jamaah haji, khususnya lansia.
Program ini diinisiasi oleh Petugas di Kloter 10 Embarkasi Padang yaitu Jerniaty, SH., MH., yang merupakan PHD (Pembimbing Haji Daerah) dan sehari-hari menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Padang Panjang, serta Heni Agustiningsih, SH., MH., yang menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Mentawai. Bersama dengan tim kesehatan yang terdiri dari dr. Fani Elfira, Erni Yunita, dan Wahyu Hidayat, mereka berkolaborasi untuk mengolah buah segar menjadi jus yang sehat dan lezat bagi jamaah lansia.
Dr. H. Afrizen, selaku Kepala Sektor 3 Makkah, memberikan tanggapan positif mengenai Program Jus untuk Lansia (Projusia) yang diinisiasi oleh Ibu Jerniaty dan timnya. Menurutnya, program ini sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan jamaah haji, terutama bagi para lansia yang memerlukan perhatian khusus.
“Projusia adalah inovasi yang sangat baik dan tepat sasaran. Dengan menyediakan jus buah segar, program ini membantu memenuhi kebutuhan gizi para lansia yang sering kali kesulitan mengkonsumsi buah segar dalam bentuk utuh. Ini sangat penting karena kesehatan jamaah lansia harus dijaga dengan baik selama pelaksanaan ibadah haji,” ujar Dr. Afrizen.
Selain itu, Dr. Afrizen mengapresiasi dedikasi dan kerja keras para petugas yang terlibat dalam Projusia. “Kerjasama dan semangat para petugas dalam melayani jamaah sangat luar biasa. Mereka tidak hanya memberikan jus buah, tetapi juga memberikan perhatian dan dukungan moral yang sangat dibutuhkan oleh para lansia. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran petugas haji dalam memastikan kesejahteraan jamaah.”
Inovasi Projusia berawal dari pelajaran pembekalan pada saat Bimtek PPIH Embarkasi Padang pada bulan Februari yang lalu. Jerniaty menjelaskan, “Projusia ini bertujuan untuk memberikan asupan gizi tambahan bagi lansia yang sering kesulitan mengkonsumsi buah segar karena kondisi gigi mereka. Dengan mengolah buah menjadi jus, kami berharap para lansia dapat menikmati manfaat dari buah-buahan tanpa kesulitan.”
Program ini dilaksanakan oleh petugas dari kloter 10 Embarkasi Padang dan ditujukan khusus bagi jamaah lansia dan lansia dengan risiko tinggi (risti). Heni menambahkan, “Kami melihat banyak jamaah lansia yang tidak bisa mengonsumsi buah utuh karena kondisi gigi mereka. Dengan jus, mereka bisa mendapatkan manfaat dari buah tanpa harus bersusah payah mengunyah.”
Salah satu tujuan utama Projusia adalah memastikan jamaah lansia mendapatkan asupan gizi yang cukup. Buah-buahan yang diolah menjadi jus tidak hanya segar dan lezat, tetapi juga kaya akan vitamin dan nutrisi yang penting untuk kesehatan. Program ini sangat diapresiasi oleh para jamaah yang merasa terbantu dengan adanya jus segar setiap hari.
Ani Tukimin, seorang jamaah lansia berusia 83 tahun, mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Alhamdulillah, jus buah ini sangat membantu saya dalam melaksanakan ibadah. Saya merasa lebih sehat dan bertenaga,” ujarnya. Kesaksian seperti ini menunjukkan bahwa program Projusia benar-benar memberikan dampak positif bagi kesehatan jamaah lansia.
Para lansia bahkan memberikan berbagai permintaan untuk jenis buah yang diolah menjadi jus, seperti pepaya, semangka, mangga, dan kurma. Ada juga yang meminta jus dengan campuran buah-buahan. “Kami senang melihat antusiasme para lansia. Beberapa dari mereka bahkan memberikan buah kepada petugas untuk dijadikan jus,” kata Jerniaty.
Sumber dana awalnya berasal dari anggaran pribadi para petugas untuk membeli buah-buahan. Namun, seiring berjalannya waktu, program ini juga mendapat dukungan dari jamaah lain. “Kami juga terbantu dengan adanya kiriman buah dari para jamaah yang berasal dari jatah makanan yang disediakan oleh pemerintah. Kami mengajak jamaah kloter 10 untuk mengumpulkan buah-buahan yang tidak mereka konsumsi, sehingga biaya yang dikeluarkan bisa ditekan,” jelas Heni.
Alat jus yang digunakan berupa juicer portabel yang dibawa dari tanah air oleh Ibu Heni dan Erni Yunita. Buah-buahan seperti pisang, apel, pir, dan jeruk yang didapat dari jatah makan jamaah diolah menjadi jus, sedangkan buah pepaya, semangka, mangga, kurma, dan susu dibeli dengan anggaran pribadi. “Dengan cara ini, kami bisa menyediakan jus segar setiap hari tanpa harus mengeluarkan biaya besar,” tambah Ibu Erni.
Ibu Jerniaty juga menceritakan asal mula ide ini. “Selama kunjungan ke kamar-kamar jamaah, khususnya jamaah lansia dan lansia risti, kami menemukan banyak masalah terkait asupan makanan. Banyak buah segar yang tidak dikonsumsi karena kondisi gigi yang tidak lengkap, bibir kering, masalah BAB, dan masalah pencernaan lainnya. Oleh karena itu, kami berinisiatif membuat jus buah yang dicampur dengan susu atau kurma untuk menambah rasa dan manfaatnya,” jelasnya.
Untuk membuat program ini lebih menarik, para petugas mengajak lansia melakukan peregangan tubuh dan olahraga ringan yang mudah diikuti. Mereka juga mengajak bercanda gurau dan memberikan motivasi hidup sehat serta semangat menjalankan ibadah. “Kebahagiaan terlihat di wajah para lansia setiap kali kami mengunjungi kamar mereka dengan jus segar. Mereka sangat antusias menyambut kedatangan kami,” tambah Jerniaty.
Selain memberikan jus buah, para petugas juga berusaha membuat kunjungan mereka ke kamar-kamar jamaah lebih menyenangkan. Mereka mengajak lansia untuk berbincang-bincang, mendengarkan keluhan, dan memberikan dukungan moral. “Kami ingin para lansia merasa nyaman dan bahagia selama berada di tanah suci,” kata Erni.
Para petugas juga mengajak lansia untuk berbagi cerita dan pengalaman mereka selama menjalankan ibadah haji. Hal ini tidak hanya mempererat hubungan antara jamaah dan petugas, tetapi juga memberikan inspirasi dan motivasi bagi lansia lainnya. “Kami belajar banyak dari pengalaman dan kebijaksanaan para lansia,” tambah dr. Fani Elfira.
Kehadiran Projusia di Sektor 3 Makkah menjadi bukti nyata bahwa perhatian terhadap kesehatan lansia adalah hal yang sangat penting. “Dengan inovasi ini, kami berharap para lansia bisa menjalankan ibadah haji dengan lebih sehat dan nyaman,” tutup Jerniaty.
Inovasi Projusia menunjukkan bahwa dengan ide kreatif dan kerjasama yang baik, masalah-masalah kecil yang dihadapi jamaah bisa diatasi. “Kami berharap program ini bisa menjadi contoh bagi inovasi-inovasi lainnya di masa depan,” kata Wahyu Hidayat.
Projusia tidak hanya tentang memberikan jus buah, tetapi juga tentang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada para lansia. “Kami ingin para lansia merasa diperhatikan dan dicintai. Itulah inti dari Projusia,” tutup Jerniaty dengan senyum. (HumPro)