Padang – Penyelenggaraan Haji Tahun 2024 sudah selesai dilaksanakan. Kini, proses kepulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air masih berlangsung setelah mereka sukses melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Berbagai pihak bersinergi dalam mensukseskan penyelenggaraan haji tahun ini, termasuk petugas yang berdedikasi dalam memberikan pelayanan kepada jemaah. Salah satu petugas tersebut adalah Dr. H. Yasril Bustami Naser, Ketua Kloter 16 Padang, yang berbagi kisah penuh inspirasi dari pengalamannya memimpin rombongan jemaah asal Kabupaten Pasaman dan Kota Padang.
Dr. H. Yasril menyebutkan banyak tantangan dan rintangan yang ia hadapi selama menjadi ketua kloter tahun ini. Jarak pemondokan yang jauh dari Masjidil Haram menjadi salah satu kendala utama, terutama mengingat banyaknya jumlah lansia pada Kloter 16 yang mencapai 132 orang. Pelayanan haji tahun ini mengusung tema Haji Ramah Lansia, yang memerlukan perhatian khusus dan penuh dari semua pihak.
Dengan kekompakan dan kerjasama yang masif bersama ketua rombongan dan ketua regu, Yasril mampu mengatasi tantangan tersebut. Ia mengapresiasi koordinasi dan komunikasi yang sangat intens selama penyelenggaraan haji. Mereka bersama-sama membantu jemaah yang membutuhkan, terutama pada saat puncak haji dan pelaksanaan murur, serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada jemaah lansia dan risti.
Pelaksanaan puncak haji di Armuzna dengan cuaca yang sangat ekstrem menjadi ujian tersendiri. Yasril menyampaikan apresiasi tinggi kepada petugas kesehatan dan petugas pembimbing ibadah yang bekerja tanpa kenal lelah. Mereka memastikan jemaah tetap dalam kondisi prima dalam melaksanakan ibadah, meskipun kondisi sangat menantang.
Minimnya pengetahuan jemaah tentang pemetaan lokasi menjadi perhatian serius. Yasril dan petugas lainnya secara intens memberikan materi agar jemaah tidak tersesat. Ketua regu dan ketua rombongan juga diinstruksikan untuk mengiringi jemaah ke Masjidil Haram dan Nabawi, memastikan mereka selalu berada dalam pengawasan.
Kemudahan pelayanan pada tahun ini juga didukung oleh kebijakan murur dan penggunaan smart card yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Yasril merasa sangat terbantu dengan adanya gelang identitas dan smart card yang memudahkan jemaah dalam mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Alhamdulillah dengan kebijakan ini, sangat bermanfaat bagi jemaah kami,” jelas Yasril.
Pengalaman yang berkesan bagi Yasril adalah menyatukan jemaah dari berbagai latar belakang, mulai dari yang tidak bersekolah hingga yang berpendidikan tinggi. Semua jemaah dapat kompak dan saling bahu-membahu memberikan bantuan, terutama kepada jemaah lansia dan risti. “Terima kasih kepada seluruh jemaah Kloter 16 yang sudah menciptakan suasana kekeluargaan ini,” ucapnya bangga.
Yasril juga berbagi kisah mengharukan saat mendampingi jemaah haji Kloter 16 PDG yang tersesat. Dua jemaah mengikuti rombongan asal Turki dan menolak kembali saat Yasril mencoba mengajak mereka kembali ke rombongan. Dengan tangis dan pelukan, Yasril berhasil meyakinkan mereka untuk kembali ke rombongan. Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya pendampingan dan perhatian dalam situasi kritis.
Namun, pengalaman yang paling menyedihkan bagi Yasril adalah saat meninggalnya jemaah Amiruddin Saridun Syamsuddin, seorang imam dan guru tarekat dari Kabupaten Pasaman. Amiruddin meninggal di Makkah dan dimakamkan di Sharae. Yasril mengantarkannya sampai ke pemakaman.
“Beliau sebelumnya dalam keadaan sehat dan tidak mengalami sakit. Beliau ini merupakan orang tua kita bersama dan merupakan orang yang hebat dan baik. Allah yang memanggilnya di tanah suci, sesuai janji-Nya,” kenangnya dengan air mata.
Sementara itu, Dr. H. Afrizen, Kepala Sektor 3 Makkah, memberikan apresiasi tinggi kepada Yasril Bustami Naser. Ia memuji dedikasi Yasril dalam mendampingi dan memimpin jemaah Kloter 16 PDG. Menurut Afrizen, Yasril adalah sosok yang bertanggung jawab dan melayani jemaah sepenuh hati, selalu berkolaborasi dengan sektor 3 Makkah dalam memberikan pelayanan, terutama kepada jemaah lansia.
Pengalaman Yasril dalam memimpin Kloter 16 Padang di Tanah Suci menjadi bukti bahwa dedikasi dan ketulusan hati adalah kunci dalam memberikan pelayanan terbaik. Di tengah segala tantangan, mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memastikan setiap jemaah bisa menjalankan ibadah dengan aman dan sehat. Dengan segala keterbatasan, mereka terus berjuang, menunjukkan bahwa cinta dan pengorbanan sejati tak mengenal batas.
Yasril mengakui bahwa perjalanan haji ini bukan hanya tentang ibadah, tapi juga tentang kebersamaan dan saling membantu. Setiap langkah yang diambil selalu diberkahi, setiap doa yang dipanjatkan selalu didengar. “Semoga pengalaman ini mengajarkan kita semua tentang ketulusan, kesabaran, dan arti sebenarnya dari kebersamaan dalam iman,” jelas Yasril dengan penuh rasa syukur.
Dengan kebersamaan yang terjalin, Yasril percaya bahwa semua kesulitan dapat diatasi. Pengalaman ini tidak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi para jemaah, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kerja sama dan dukungan satu sama lain. Di bawah kepemimpinan Yasril, Kloter 16 Padang berhasil melalui semua tantangan dengan penuh semangat dan tekad yang kuat.
Yasril berharap agar kebijakan dan kemudahan yang diterapkan tahun ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Ia juga berharap agar setiap jemaah dapat kembali ke Tanah Air dengan membawa kenangan indah dan haji yang mabrur. “Semoga Allah selalu memberkahi setiap langkah kita dan menguatkan hati kita dalam setiap ujian,” pungkasnya.
Dengan segala perjuangan dan pengorbanan, Yasril merasa bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari Kloter 16 Padang. “Pengalaman ini mengajarkan kita tentang ketulusan, kesabaran, dan arti sebenarnya dari kebersamaan dalam iman,” tutupnya dengan penuh rasa syukur. (HumPro)